Selasa, 18 Oktober 2011

Batik Malang

Sebagai salah satu identitas daerah, batik mencerminkan karakter dan kewibawaan daerah tersebut. Seperti di Malang, penelitian identitas batik sudah sering dilakukan, tapi belum mendapat titik terang gambaran yang dapat diterima semua pihak, karena masing-masing daerah mempunyai keterkaitan emosi karakter, sejarah dan kepercayaan. Kita mencoba mengambil satu dasar bahasan dari batik khas pedalaman Malang yang telah dipakai dalam upacara adat sejak sebelum tahun 1900-an. Batik tersebut selalu mempunyai motif: Sido Mukti Malang dengan hiasan kotak putih di tengah yang biasa disebut Modhang Koro. Motif ini dipakai sebagai udheng (laki-laki) dan sewek (perempuan) dalam acara resmi untuk semua lapisan masyarakat. Motif yang selalu muncul, antara lain, Sawat Kembang Pring (motif bambu jawa sakbarong), Dele Kecer (hijau-merah), Kembang Kopi (gambar kopi dibelah dua berwarna hitam), Kembang Juwet (biru-hijau), Kembang Tanjung (kuning-sawo matang, bentuk bunga bulat tengah pinggir bergerigi), Kembang Jeruk (coklat), Kembang Manggar (putih-kuning), Kembang Mayang (merah-kuning), dan Kembang Padma (teratai) (Karimun, 2007).
Sedangkan di Kota Malang, inisiatif penggalian motif batik telah dipelopori oleh Ketua Penggerak PKK dengan SK no: 114/POKJA III/PKK.KMVII/2007 yang menunjuk 3 tim ahli untuk menyerap aspirasi masyarakat lewat lomba desain batik (5 besar) sekaligus melakukan penggalian sejarah dan budaya setempat, sehingga diharapkan di Kota Malang akan mempunyai batik khas Kota Malang yang mampu menyuarakan wajah Kota Malang secara utuh di masa mendatang. Dengan terus berusaha menggali dan memelihara budaya asli dari setiap daerah, maka identitas budaya aslihttp://ksupointer.com/batik-malang Indonesia dapat kita lestarikan.

http://ksupointer.com/batik-malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar